Konsep “Green Architecture” sebagai Bentuk Kreativitas Berbasis Pada Lingkungan di Belanda
12.31
Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa isu
lingkungan merupakan topik yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Salah satu
tantangan yang dihadapi oleh setiap negara di dunia tahun ke tahun adalah
peningkatan produk manusia yang menyebabkan perubahan iklim global. Konsentrasi
Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer meningkat dan menyebabkan serangkaian
perubahan berpotensi merusak dalam iklim global dengan meningkatnya suhu
umumnya. Sementara dampak dari perubahan ini bervariasi dari negara ke negara,
karena banyak faktor seperti lokasi geografi. Sebagai dampak dari perubahan
global yang terasa, solusi yang diperlukan untuk melawan perubahan ini juga
harus diatur pada tingkat global.
Apa yang terjadi pada lingkungan kita berimbas pada berbagai macam bidang dan sektor. Dunia
arsitektur merupakan salah satu bidang yang tak luput dari isu-isu lingkungan. Arsitektur termasuk bidang yang penuh kreativitas dan seni, salah satu hal yang juga sangat saya gemari. Tentu jika memperbincangkan mengenai arsitektur, yang terbersit dalam benak kita adalah rancangan bangunan-bangunan yang berseni. Dan di setiap negara pasti memiliki ciri khas bangunan masing-masing.
Menanggapi isu lingkungan global saat ini, Belanda sebagai salah satu negara dimana para arsitek-arsitek dunia berada telah mulai mempraktekkan konsep Green Architecture atau arsitektur hijau, yaitu konsep penciptaan arsitektur bangunan yang ramah lingkungan. BNA (Ikatan Arsitek Belanda) sangat mendukung pelaksanaan konsep Green Architecture. Bahkan organisasi ini setiap tahunnya mengadakan kompetisi arsitektur dan yang paling menonjol pada tahun 2012 ini adalah konsep transformasi arsitektur.
Menanggapi isu lingkungan global saat ini, Belanda sebagai salah satu negara dimana para arsitek-arsitek dunia berada telah mulai mempraktekkan konsep Green Architecture atau arsitektur hijau, yaitu konsep penciptaan arsitektur bangunan yang ramah lingkungan. BNA (Ikatan Arsitek Belanda) sangat mendukung pelaksanaan konsep Green Architecture. Bahkan organisasi ini setiap tahunnya mengadakan kompetisi arsitektur dan yang paling menonjol pada tahun 2012 ini adalah konsep transformasi arsitektur.
Berbagai
macam kreativitas para arsitektur Belanda dituangkan dalam kompetisi tersebut.
Banyak hasil karya yang berupa metamorfosa bangunan, misalkan dari barak
tentara menjadi balai konferensi, penjara menjadi hotel mewah, dan lain sebagainya.
Inisiatif ini sangat didukung oleh BNA. Jika dulu kita hanya mengenal hanya
produk-produk tertentu yang dapat menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), namun
kali ini kita dapat melihat konsep itu pada arsitektur-arsitektur bangunan di
Belanda. Bahkan dalam situsnya, BNA menulis, “Merubuhkan gedung semena-mena tak
cocok dengan kondisi sekarang. Pengaruh krisis dan ajakan hidup sustainable pun
berimbas di bidang arsitektur.”
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa resesi berperan aktif sebagai salah satu faktor yang dapat menyerang para kontraktor bangunan di
Belanda sehingga banyak proyek yang dibatalkan di tengah jalan. Oleh sebab itu
konsep Recycle dianggap sebagai solusi ideal saat ini, yaitu
memanfaatkan dan merenovasi kembali bangunan yang telah ada. Daripada harus
merobohkan bangunan lama dan melakukan proses pembangunan lagi dari awal,tentu
hal tersebut justru akan menghabiskan lebih banyak sumber daya dan tmemicu erjadinya
pemborosan. Proses penerapan konsep Recycle bangunan tentunya juga
mempertimbangkan efek jangka panjang, sehingga tidak sembarang bangunan yang
dapat direnovasi.
Sebenarnya
konsep Green Architecture ini tidak hanya mengarah pada konsep Recycle
atau daur ulang saja, namun juga tetap menerapkan konsep Reduce dan Reuse.
Dengan memanfaatkan kembali bangunan yang sudah lama, maka para arsitek Belanda
dapat mengurangi dan meminimalisir penggunanaan sumber daya alam pada proses
pembangunan gedung (Reduce). Secara tidak langsung mereka juga
menggunakan dan memanfaatkan kembali bangunan yang sudah lama tidak
dipakai (Reuse) serta melakukan beberapa renovasi ulang yang dapat
membuat bangunan tersebut dapat digunakan kembali, meskipun dengan fungsi yang
berbeda (Recycle).
Belanda
memang negara yang kreatif. Arsitektur-arsitektur Belanda selalu mampu
menciptakan suatu hasil karya yang tidak hanya mengandung nilai seni tinggi,
namun juga menerapkan konsep ramah lingkungan demi tercapainya sustainable
development.
Nah, berikut ini adalah beberapa contoh "Green Architecture" karya arsitek-arsitek Belanda.
Ayo, coba tebak, dulunya bangunan-bangunan ini bekas bangunan apa? :D
Ayo, coba tebak, dulunya bangunan-bangunan ini bekas bangunan apa? :D
Sangat menakjubkan bukan? :D
Beberapa sumber referensi :
http://desaininterior.me/2012/03/rumah-tinggal-dari-baja-ringan-di-belanda/
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/33/2953/arsitektur_daur_ulang_bisa
http://name.jareta.name/viewtopic.php?id=178
http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture
http://artvisualizer.wordpress.com/category/arsitektur/
http://www.bnagebouwvanhetjaar.nl/prijsvraag/home.php?prijsvraag_name=prijsvraag13
http://www.bnagebouwvanhetjaar.nl/prijsvraag/?prijsvraag_id=17
http://desaininterior.me/2012/03/rumah-tinggal-dari-baja-ringan-di-belanda/
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/33/2953/arsitektur_daur_ulang_bisa
http://name.jareta.name/viewtopic.php?id=178
http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture
http://artvisualizer.wordpress.com/category/arsitektur/
http://www.bnagebouwvanhetjaar.nl/prijsvraag/home.php?prijsvraag_name=prijsvraag13
http://www.bnagebouwvanhetjaar.nl/prijsvraag/?prijsvraag_id=17
5 comments
Green architecture dan perubahan iklim. saat ini memang semua aspek perlu diterapkan pandangan yang ramah lingkungan, mengingat bumi kita yang semakin tua ini dan sumber daya yang semakin terbatas. Dari hal itu ilmu serta seni yang ada dalam arsitek kini diharapkan dapat menunjang lingkungan, dan arsitektur Belanda sudah menerapkan hal itu. Kedepannya saya harapkan hal-hal positif seperti ini yang di adaptasi dalam Arsitektur Indonesia. Negara Indonesia yang memang sudah "Green" dari awal, namun pembangunan yang tak terencana baik jadi bikin kesan negara kita ini g "green" lagi.hehe, Menurut km gmn kus buat penerapan di Indonesia
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya setuju dengan pendapat kamu, kalo negara Indonesia sebenarnya memang sudah "Green" sejak awal, namun pembangunan yang tak terencana baik jadi bikin kesan negara kita ini g "green" lagi. Jika Green Architecture benar-benar diterapkan, maka Indonesia dapat berkesempatan melakukan pendekatan pembangunan berkelanjutan (sustainibility development). Memang seperti yang kita ketahui bahwa rata-rata negara-negara barat, termasuk Belanda sudah lebih maju dalam menerapkan konsep Green Architecture, sedangkan negara kita belum. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya aturan maupun stimulus yang dibuat untuk merangsang pelaksanaan konsep arsitektur hijau ini. Maka, menurut saya UU Tata Ruang dapat menjadi salah satu solusi yang berperan sebagai sarana penting bagi pemerintah untuk menerapkan konsep Green Architecture. Pokoknya inget aja terus 3R, Reduce Reuse Recycle, hehe..
HapusIya, mulai dari diri kita masing2 :) lantas tularkan :)
BalasHapustepat sekali :)
Hapus