Workplace
11.42We all work together, like a big family. |
Dua tahun yang lalu, di tanggal yang sama, saya mungkin masih berkutat dengan rutinitas di Surabaya, mulai menyiapkan sarapan untuk adek, berangkat ke IOP, makan siang di kantin FKM Unair, lalu kembali dengan pekerjaan clerical bidang kerjasama dalam negeri IOP sambil sesekali bercanda dan bergosip dengan warga pantry IOP. Ah, memori yang indah.
Dua puluh empat bulan telah berlalu, dan kini saya berada di kota yang berbeda dengan lingkungan dan keluarga yang berbeda pula, Jika ada yang bertanya tentang bagaimana perasaan saya saat ini, maka rasa syukur adalah jawaban yang tepat.
Setiap kali bertemu kawan lama, selalu ada cerita baru yang ingin dibagi. Kalau ada yang tanya, kerja dimana sekarang? Dengan mantap saya menjawab, Kementerian Pariwisata. Abis itu pasti langsung pada respon, "Wah, enak dong jalan-jalan mulu." Langsung nyengir-nyengir gimana gitu deh..
Oke, sekarang saya akan sedikit cerita tentang background pekerjaan saya ya. Sejak bergabung ke dalam keluarga besar Kementerian Pariwisata, saya menjadi bagian dari Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara sebagai staff Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara (Markom Nusantara). Buat yang kerja di perusahaan swasta pasti paham deh sama bagian marcomm (marketing communication) itu kayak gimana. Di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sendiri sebenarnya struktur organisasi terbaru membagi tugas pemasaran mancanegara dan nusantara ke dalam dua divisi yag berbeda. Nah, kebetulan saya masuk dalam pemasaran nusantara.
Markom Nusantara tempat saya ditempatkan saat ini terdiri empat bidang yang menangani jenis media yang berbeda, yaitu Media Elektronik, Media Online, Media Cetak dan Media Ruang. Keempat media itu yang jadi corong utama publikasi branding pariwisata nusantara, yaitu Pesona Indonesia. Kalau dikerucutkan lagi, saya termasuk ke dalam staff Bidang Komunikasi Media Elektronik (KME) yang biasanya mengampu kerjasama dengan media TV dan Radio.
Jadi, kerjaan saya apa aja sih?
Sebelum nyemplung ke dunia perPNSan, yang kebayang di kepala saya jadi PNS itu bakal ngebosenin banget. Kerjaannya clerical, cuman duduk di belakang komputer dan gak akan banyak dapat ilmu baru. Tapi ternyata saya salah. Awal-awal mulai dapet meja dan komputer sih emang kegiatan administrasi lebih mendominasi hari-hari saya di kantor. Namun setelah semuanya menemukan ritme yang pas, baru deh krasa ngoyonya kerja jadi PNS.
Bisa dibilang kerjaan saya 60-70% nya merupakan pekerjaan lapangan (antara literally kerja di lapangan dan ngerjain kerjaan kantor dari lapangan :D). Sebagai staff KME, saya banyak berkutat dengan agenda publikasi di TV dan Radio, mulai dari mendampingi pimpinan yang talkshow event pariwisata di stasiun TV / Radio nasional hingga jadi supervisor liputan dan blocking program di destinasi wisata tertentu. Kalau kerjaan yang terkait dengan clerical sih biasanya terkait dengan pengecekan media plan publikasi Pesona Indonesia di TV/Radio, revisi script-script untuk talkshow, liputan, blocking program, hingga administrasi tata persuratan dan mengerjakan laporan-laporan kegiatan. Dari kerjaan yang sekarang juga yang bikin saya jadi makin ngerti tentang dunia media khususnya TV dan Radio.
Selain mengerjakan tugas teknis, kami juga melaksanakan monitoring dan evaluasi biar bisa tau kerjaan yang udah dilakuin kemarin udah efektif dan efisien belum, udah berhasil mencapai target atau belum. Tujuannya sih ya biar kinerja kita ke depannya makin bagus. Karena kerjaan yang padet itu juga bikin tangan ini gak bisa lepas dari yang namanya alat komunikasi HP. Apalagi kerjasama sama media bikin jam kerja kita udah gak kenal waktu. Semua koordinasi terkait pekerjaan lewat grup whatsapp maupun email dan itu berjalan 24 jam dalam sehari. Jadi meski lagi dinas ke luar kota kadang tetep aja ngurusin kerjaan kantor. Mau ada email atau whatsapp masuk di luar jam kantor juga tetep harus ditindak lanjuti. Bahkan pernah juga waktu posisi saya lagi di Wakatobi, ada yang telp dari Jakarta untuk koordinasi terkait rencana shooting di Borobudur.
Kalau udah liat kerjaan saya yang sekarang, kayaknya harus berpikir ulang deh kalau mau bilang PNS itu suka malas-malasan dan magabut (makan gaji buta) ;D
Suka-Duka Jadi PNS
Orang yang liat kegiatan saya di media sosial pasti langsung nyletus, "Enak banget sih jalan-jalan mulu." Tiap kali ada yang komen gitu, saya cuman bisa jawab alhamdulillah (sambil senyum).
Jadi PNS di Kemenpar itu ada suka ada juga dukanya. Sukanya kalo dapet ilmu baru tiap ketemu orang baru, bisa belajar tentang kesederhanaan, punya keluarga baru di kantor (being in a great team of course), bonusnya bisa keliling Indonesia dan kenal banyak budaya maupun destinasi wisata yang bikin kita makin bangga jadi orang Indonesia. Sedangkan dukanya ya kalau pusing-pusing ria masalah pekerjaan. Di balik foto-foto cakep yang saya share di media sosial, ada kerja keras yang sengaja gak saya tunjukkan (karena pada dasarnya saya gak suka pencitraan juga sih). Daripada dibilang sok kerja kan mending saya share foto destinasi wisata aja biar orang-orang makin mupeng pergi ke sana :D. Tapi bukan berarti saya menyebut kerja keras itu sebagai sebuah duka. Saya suka kerja keras, tapi kadang pusing juga kan kalau kita berusaha bekerja seprofesional mungkin terus tiba-tiba dapet masalah di tengah jalan yang bikin pekerjaan kita terganggu. Saya pernah agak ngambek sama crew TV yang tiba-tiba ngerjain shooting gak sesuai dengan brief kami. Emang sih, seninya kerjasama sama orang lain yang di sini, saat kita berbeda pendapat dengan mereka. Tapi saya mikirnya simple, saya dikasih kepercayaan buat jadi supervisor blocking program di TV tertentu, tugas utama saya cuman memastikan publikasi branding Pesona Indonesia bisa maksimal. Jadi kalau pekerjaan yang dilakukan udah mulai kurang sesuai dengan yang kita harapkan, sebel-sebel gemes deh sama rekanan kerja.
Jadi, masih mau tetep daftar PNS?
Pertanyaan standar orang yang tau pekerjaan saya di Kemenpar, "Kapan Kemenpar buka lowongan lagi?" atau celetuk-celetuk "Mau dong masuk Kemenpar biar bisa jalan-jalan kayak kamu." atau ada juga yang kasih pesen "Jangan lupa kabarin ya kalau Kemenpar udah ada bukaan lagi."
Pilihan jadi PNS saya rasa memang harus dari hati. Terkadang rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Tapi kalau dari awal kita memang punya komitmen buat merawat rumput sendiri, pasti bakal jauh lebih cakep nanti dibandingkan rumput tetangga.
Alasan jadi PNS yang pernah saya ketahui rata-rata karena idealisme (pengen berguna bagi nusa dan bangsa) atau karena orang tua (orang tua mana sih di Indonesia ini yang gak bangga anaknya jadi PNS :D). So, sebelum kalian memutuskan mau daftar PNS, coba deh tanya diri sendiri dulu, kalian punya alasan yang tepat gak kenapa mau jadi PNS? Karena kalau liat saya jalan-jalan mulu, mungkin bakal bikin baper terus. Tapi kan ya siapa tahu kerjaan kalian yang sekarang semisal lebih dinikmatin justru bisa makin menyenangkan dan membanggakan dibandingkan kerjaan saya, hehe..
Khusus buat kalian yang udah memantapkan hati jadi PNS, bisa juga mampir bentar ke postingan saya yang lama ya, Ministry of Minstry : The Longest Journey of My Job Aplication. Kali aja makin terinspirasi dan semangat daftar PNS :D
Eits, tapi bocorannya, sampe sekarang lowongan CPNS belum dibuka lagi sampai maksimal tahun 2019 karena pemerintah masih mau menata ulang aparatur negara yang ada saat ini. Jadi sabar-sabar dulu ya sampai ada penerimaan CPNS lagi. :))
1 comments
Selamat siang ka , saya boleh minta email kaka ? Ada yang mau saya tanyakan ka mengenai magang di marcommnya kemanpar :) terimakasih
BalasHapus