"Say, kamu pake travel apa ke sana?"
"Eh, biayanya mahal gak sih? Boleh minta contoh rinciannya?"
"Kasih rekomendasi destinasi wisata dong kalau ke sana bisa kemana aja."
"Cari info penginapan yang bagus dimana ya?"
"Sama siapa aja ke sana? Transportasi lokalnya susah gak?"
"Bikin itinerary sendiri? Kok bisa sih? Minta donk."
dan lain sebagainya.
Kadang agak bingung juga sih kalau harus jadi travel consultant dadakan gitu. Di satu sisi pengen bantu jawab pertanyaan temen-temen, tapi di sisi lain ada rasa takut kalau jawaban saya kurang detail gitu atau kurang memuaskan. Secara saya juga masih ngrasa belum ahli-ahli banget lah dalam hal traveling :p.
Buat saya, to travel is to learn. Saya melakukan perjalanan karena saya ingin belajar hal-hal baru. Therefore, my most favorite part is, when I decided to arrange the travel plan by my self.
Emang gak repot kalo bikin travel plan sendiri?
Entah kenapa, justru saya enjoy banget kalo lagi disuruh buat ngerencanain suatu perjalanan. Pernah suatu ketika lagi kumpul-kumpul sama kawan lama kemudian pembahasan paling menarik adalah how to travel by your self? Ada temen yang ngeluh, "Eh, kemarin kita abis jalan-jalan ke Singapore-Malaysia, tapi travel agentnya kurang recommended dah. Jadinya gak puas karena kita cuman boleh ngunjungi masing-masing destinasi wisata dalam waktu yang singkat." Abis denger begitu, langsung saya nyletuk, "Emang kenapa harus pake travel agent? Kok gak berangkat sendiri?".
Karakter tiap individu emang beda-beda sih, ada yang masih takut jalan-jalan sendiri karena gak terbiasa, ada yang kurang pede karena takut gak bisa bahasa lokal atau b.inggris, ada juga yang males aja, pengennya semua udah disiapin travel agent jadi tinggal duduk manis aja, dan ada juga yang justru sangat excited kalo disuruh arrange perjalanan sendiri macem saya, hahaha. Every single one has their own reason. Saya gak akan nge-judge mana yang lebih baik. Tapi, coba dah dipikirin lagi, sebenernya gak ada salahnya juga kalau sekali-kali kita keluar dari zona nyaman, try to arrange the travel plan by our self, ya kan?
Ada beberapa hal dasar yang perlu dipersiapkan dulu sebelum kita merencanakan perjalanan.
Where? Jadi putuskan tujuan jalan mau kemana, gak perlu detail, cukup nama negara atau kota juga udah cukup.
When? Kira-kira kapan bakal jalan. Ya perkiraan bulan atau minggu, tanggal kan bisa menyesuaikan.
With Whom? Ini nih yang paling penting. Kata orang, perjalanan itu bukan hanya tentang kemana kita pergi, namun dengan siapa kita pergi. Itu akan menentukan, seberapa sukses perjalanan kita nanti.
Setelah tiga hal di atas terjawab, baru deh kita mulai buat bikin travel plan.
So, here the to do list to arrange the travel plan by your self :
1. Booking ticket
Tiket adalah salah satu komponen utama dalam sebuah perjalanan. Saya pribadi lebih suka pesen tiket jauh-jauh hari karena ngejar promo, haha.. Maklum budget traveler selalu ngitung tiap detail pengeluarannya :p. Pengalaman saya, rata-rata tiket promo itu akan muncul untuk perjalanan sekitar satu tahun atau 6 bulan sebelumnya. Tiket yang saya bicarakan di sini terutama tiket pesawat ya.. Sering banget saya ditanya, "kemarin dapet harga tiket berapa? kok murah banget?" Strateginya ya itu tadi, harus pesen jauh-jauh hari. Caranya gimana? Rajin-rajin check Online Travel Agent atau situs maskapai yess. Pasti ada info tentang promo. Cuman kadang juga ada yang meragukan, "kalau udah beli tiket terus ternyata gak jadi berangkat gimana dong?" Nah, untuk pertanyaan ini saya agak susah jawab, saya kembalikan pada pribadi masing-masing ya. Tapi kalo saya ditanya gitu, ya pasti saya jawab, bakal tetep berangkat, yang penting direncanakan dengan matang biar gak gagal, okay? :))
2. Do a research
Mau kemana? Mau ngapain aja? Mulai bicarakan mengenai hal itu dengan travel mate biar bisa mulai nglakuin riset juga. Saat tiket udah dibooking, saya biasanya mulai tawarin nih sama travel mate, ada destinasi khusus yang mau dikunjungi gak? Atau mungkin aktivitas khusus gitu. Dari sini kita bisa mulai bikin list rekomendasi tempat yang akan dikunjungi. Biasanya saya coba baca-baca pengalaman orang yang pernah ke tempat itu yang ditulis di blog pribadi. Menurut saya, pengalaman pribadi itu lebih trusted daripada baca berita atau brosur. Sebagai data pendukung, bisa juga kok kunjungi situs resmi pariwisata negara atau kota terkait. Kayak saya kemarin yang bener-bener terbantu sama situs pariwisata Korea Selatan. O iya, riset ini gak cuman tentang destinasi, tapi bisa juga tentang cuaca, medan yang akan dikunjungi, akomodasi, makanan, dan segala hal yang berkaitan sama perjalalanan.
3. Create your itinerary
Tiket udah, riset juga udah. So, langkah selanjutnya adalah menyusun itinerary. Inti dari sebuah itinerary adalah ada hari/tanggal/waktu, rencana kegiatan, dan keterangan. Di dalam itinerary pun juga harus dicantumkan alamat lengkap akomodasi biar kalo sewaktu-waktu butuh kita tinggal tengok lah itu itinerary. Saya sendiri sering bikin itinerary dengan format yang simpel, berisi informasi lengkap mulai dari persiapan berangkat sampai perjalanan pulang, jadi tiap jam sudah ada panduan yang jelas kita harus ngapain aja. Kalo jalan tanpa itinerary gimana? Gak saya saranin sih. Jalan tanpa rencana emang menantang, tapi bakal buang-buang waktu juga karena belum bisa memastikan mau kemana dan ngapain aja pada waktu tertentu. Apalagi kalau jalannya rombongan sama beberapa temen, wah dijamin bakal terjadi perang dunia ketiga karena rebutan yang si A mau ke sana, si B mau ke sini, si C mau ke sono, hahaha.
4. Fill the checklist
Bikin checklist barang yang mau dibawa apa aja, mulai dari perlengkapan pribadi kayak alat mandi, pakaian dalam dan luar (sesuaikan sama cuaca dan medan, misal mau ke pantai ya bawa pakaian yang nyaman dan nyerap keringat, jangan bawa yang tebel-tebel :P), obat-obatan pribadi, alas kaki sesuai medan yang dikunjungi (kalo jalan ke mall bisa bawa alas kaki cantik, tapi kalo mau main ke gunung ya bawa sandal dan sepatu gunung ya), makanan atau minuman kecil yang mudah dibawa, dokumen perjalanan (tiket, itinerary, bukti pemesanan akomodasi), serta perlengkapan pendukung kayak payung, colokan (terutama yang ke luar negeri harus aware banget nih bawa travel adaptor), dan alat dokumentasi (bisa kamera profesional atau cukup kamera handphone). Saya biasanya bikin checklist dua atau satu minggu sebelum keberangkatan. Kalau bikin jauh-jauh hari takut keburu lupa, jadi ya agak mepet gpp, dibikin daftarnya gitu dan di check satu-satu waktu masukin perlengkapan ke tas ransel atau koper.
5. Double checking
H-1 saat semua perlengkapan udah disiapin, coba buka checklist dan double check ya, apakah emang udah dibawa semua tuh barang-barang yang ada didaftar. Kalau misal ada yang kurang bisa segera dilengkapi atau mungkin bisa juga kontak travel mate buat koordinasi. Sebagai contoh kayak apayung kan bisa dipake berdua, jadi bisa salah satu aja yang bawa.
6. Enjoy the trip
After you make sure that all the preparation is done, baru deh bisa enjoy the trip. Jalanin perjalanan berdasarkan itinerary bakal sangat membantu. Tapi saran saya gak usah stick to the rule banget harus sesuai sama itinerary. Maksud saya gini, itinerary sifatnya hanya membantu jadi kalau semisal di lapangan ternyata ada jadwal yang mau di switch atau diganti tempat lain karena nemu yang lebih kece, why not. Atau mungkin bisa juga terkait waktu, di itinerary cuman dikasih waktu sejam tapi setelah dihitung lagi ternyata memungkinkan buat stay lebih lama di destinasi, ya why not, its okay. Nah ini ni enaknya kalo arrange the travel plan by our self. This is our trip, jadi kita punya kontrol penuh sama perjalanan kita sendiri. Kalau ikut travel agent, kita tinggal duduk manis, tapi kalo pengen ke tempat yang kita sukai belum tentu jadwalnya bisa menyesuaikan.
Terlepas dari semuanya, saya balikin keputusan merencanakan perjalanan ke pribadi masing-masing, setiap orang pasti punya preferensi. Ada yang lebih suka bolang sendiri, ada yang lebih suka gak mau ribet sehingga pakai jasa travel agent. Tapii, gak ada salahnya kan sekali-kali coba hal baru dengan arrange perjalanan by our self. Karena "to travel is to learn" itu sesungguhnya bukan dimulai dari ketika kita menginjakkan kaki di sebuah destinasi, namun dimulai sejak kita merenacanakan perjalanan itu sendiri.
-&-
Terlepas dari semuanya, saya balikin keputusan merencanakan perjalanan ke pribadi masing-masing, setiap orang pasti punya preferensi. Ada yang lebih suka bolang sendiri, ada yang lebih suka gak mau ribet sehingga pakai jasa travel agent. Tapii, gak ada salahnya kan sekali-kali coba hal baru dengan arrange perjalanan by our self. Karena "to travel is to learn" itu sesungguhnya bukan dimulai dari ketika kita menginjakkan kaki di sebuah destinasi, namun dimulai sejak kita merenacanakan perjalanan itu sendiri.