It's been almost 5 (five) months ago, when I was ready for the pre-course. I packed my luggage. It only four days workshop, so I bought a simple bag pack but full of excitement.
Pertama kali sampai di bandara, ketemu awardee lain dari Jakarta, I felt like, how lucky I am. Gimana gak ngerasa beruntung karena ternyata saya satu angkatan sama orang-orang hebat. Total penerima beasiswa short term awards ini adalah 25 awardee, mostly terdiri dari sektor industri dan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan pariwisata. Sebenarnya beasiswa ini memiliki target utama pelaku pariwisata di Indonesia timur, namun pihak Australia Awards Indonesia memberikan alokasi khusus untuk pemerintah pusat dengan tujuan agar kita bisa saling sharing ilmu serta mampu menjalin koordinasi yang lebih baik, antara pihak industri dengan pemerintah.
Karena alasan itulah, gak heran kalo rombongan Jakarta terdiri dari pemerintah pusat, for instance saya (Kemenpar) yang akhirnya berangkat bareng Imron (Bappenas), Pak Ico (Kemen PUPR), Bu Desy (Kemen LHK). Eh, tapi kita ketambahan dua orang profesional. Yang pertama adalah Mbak Lita (Conservation International). Satu lagi dulunya mantan pejabat daerah. Yup, satu nama yang dari awal pengumuman sempet bikin saya gak percaya, beneran nih saya satu angkatan sama beliau XD. Dan nama itu adalah Pak Basuri Tjahaya Purnama, Dewan Direksi PT Jababeka Morotai. Kalo kalian googling nama beliau, pasti keluar deh history pengalaman-pengalaman beliau yang luar biasa.
-&-
I wish someday I can tell you some profile of my new friends in this short term awards. Karena sesungguhnya sangat menarik mengupas profil orang-orang hebat ini, yang tentunya bisa menginspirasi kita semua, hehe.. But, now I will tell you the story about our pre-course first.
-&-
Makassar dipilih menjadi kota dimana dilaksanakannya Pre Course - Sustainable Tourism Development 2019 Short Term Awards karena memiliki history yang kental akan Indonesia, sehingga bisa jadi tempat yang tepat untuk memulai belajar tentang tourism. Tidak lama setelah pre course, Australia Awards Indonesia juga memiliki beberapa agenda yaitu Seminar tentang pengembangan pariwisata di Indonesia timur dan pelaksanaan Post Course - Sustainable Tourism Development 2018 Short Term Awards. Jadi ya sekalian kali yaa :D.
Pre Course ini sesungguhnya bertujuan untuk menyiapkan para awardee dalam menjalani short course selama 2 minggu di Australia nantinya. Tapi jangan kaget, kalo dari awal pertemuan pertama kita udah diberondong sama pertanyaan yang berkaitan dengan award project. Masih inget kan di postingan sebelumnya saya sempet mention bahwa di aplikasi kita wajib menuliskan award project yang akan dilaksanakan jika terpilih nanti. And this is the time, buat mengorek lebih dalam project-project yang sudah kita promosikan ke interviewer kemarin.
Khusus untuk Sustainable Tourism Development Short Term Awards, Australia Awards Indonesia bekerjasama dengan Griffith University dan Univerity of Sunshine Coast. Peran universty partner di sini adalah untuk mendampingi awardee mulai dari pre course, short course hinga post course. Jadi kita semacam diberi supervisor yang berasal dari universitas tersebut, yaitu Prof. Noel Scott dan Prof. Bill Carter dari University of Sunshine Coast, serta Dr. Sarah Gardiner dari Griffith University.
Each of them has their own speciality. Noel Scott who experts in tourism marketing and community development, while Bill Carter who are concern with conservation and destination management. Then Sarah is a senior lecture in Griffith University who is very interesting in Marketing Communication, Digital Marketing, and Consumer Behaviour.
Dari total 4 hari, 2 hari full kita bahas award project, sisanya bahas materi tentang apa sebenarnya sustainable tourism itu, pentingnya destination management, dan yang gak kalah penting adalah persiapan untuk keberangkatan kami ke Australia. Sebenarnya kalo udah bahas award project tu bikin kita-kita jadi migrain seketika, haha.. Karena mungkin project yang kita ajukan di awal banyak yang belum terlalu detail, jadi ketika ditanya lebih rinci, we still confuse what we are gonna do. Bahkan saya sendiri ngalami gimana presure saat harus jawab pertanyaan Noel, "what do you want to do? what's your objective? how do you measure it? what's your outcome?" Langsung speechless deh, haha..
Saya beruntung Australia Awards Indonesia tidak membatasi award project kita, harus sama kayak di aplikasi gitu, ya nggak juga. Jadi kita diberi kesempatan buat ganti project, as long as kita tetep ngejalani project itu. Saya awalnya ngajuin project untuk bikin policy paper tentang strategi komunikasi pemasaran untuk millennial traveler. Namun setelah konsultasi dengan Noel, Bill, Sarah dan setelah diberondong pertanyaan-pertanyaan tajem kayak gitu, akhirnya pertahanan saya jatuh juga XD. Noel mendorong saya untuk do something real for the society, daripada hanya membuat sesuatu di atas kertas. That's why I changed my project, from paper based to real activity based. Saya akan bikin artikel khusus tentang project saya ya..
Saya beruntung Australia Awards Indonesia tidak membatasi award project kita, harus sama kayak di aplikasi gitu, ya nggak juga. Jadi kita diberi kesempatan buat ganti project, as long as kita tetep ngejalani project itu. Saya awalnya ngajuin project untuk bikin policy paper tentang strategi komunikasi pemasaran untuk millennial traveler. Namun setelah konsultasi dengan Noel, Bill, Sarah dan setelah diberondong pertanyaan-pertanyaan tajem kayak gitu, akhirnya pertahanan saya jatuh juga XD. Noel mendorong saya untuk do something real for the society, daripada hanya membuat sesuatu di atas kertas. That's why I changed my project, from paper based to real activity based. Saya akan bikin artikel khusus tentang project saya ya..
Tips saya terkait award project, gak usah bikin yang muluk-muluk, cukup lakukan hal sederhana, bisa diselesaikan dalam waktu 3-4 bulan, tapi punya impact buat orang banyak. That's the keyword.
Dari pre course ini juga saya mulai lebih paham, sebenernya apa itu sustainable tourism. Jika saya kaitkan dengan buku Pariwisata Berkelanjutan karya Bapak I Gede Ardika, konsep pariwisata berkelanjutan itu bukan hal yang ribet atau terlalu ilmiah. Sustainable tourism itu tentang konsep dasar pariwisata, dimana wisatawan maupun masyarakat di destinasi wisata memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Karena pariwisata itu sifatnya mensejahterakan.
-&-
It would be great if I can share my journey while I am finishing my two weeks short course in Australia. Karena dalam dua minggu tersebut akhirnya saya benar-benar paham, what we should do and what we shouldn't do.