My Wonderful Scholarship Journey with AAS
17.43Yang pertama, saya kurang teliti terkait dokumen-dokumen yang diuplad. Sebagai contoh, masalah naming file. Selain itu saya juga pernah upload file scan ijazah dan transkrip nilai asli, padahal yang diminta adalah file copy legalisir.
Kesalahan kedua, CV yang saya upload menggunakan foto dan kontennya sangat standar, gak menjual sama sekali. Saya baru sadar waktu Pak Sony liat CV beasiswa AAS saya dan bilang kalau untuk beasiswa Australia itu lebih baik CV nya gak pake foto. Selain itu di dalam sebuah CV, kita juga harus mampu menunjukkan capaian-capaian apa saja yang pernah kita lakukan, gak sekedar mendeskripsikan pekerjaan kita.
Dan yang ketiga, tentu karena isi essay yang belum kuat urgensinya, kenapa saya bener-bener butuh melanjutkan kuliah S2 di Australia, apa yang udah saya lakukan saat ini, apa yang ingin saya pelajari, dan apa yang ingin saya lakukan setelah lulus kuliah, semuanya harus clear dan ada benang merahnya. Saya sadari bahwa dua aplikasi saya sebelumnya emang masih ngambang, belum jelas arahnya kemana, jadi ya wajar kalau kalah saing dari applicant lain yang lebih potensial.
-&-
Oke, karena saya udah tau apa kekurangan saya di aplikasi beasiswa AAS sebelumnya, jadi kali ini saya berusaha buat sedetil mungkin mempersiapkan semuanya. Emang sih khusus beasiswa AAS ini tantangan paling besar justru di seleksi administrasi, karena dokumen yang perlu disiapkan sangat banyak, aplikasi yang perlu diisi juga ada dua (Oasis dan Additional Information Form), jadi harus betul-betul teliti dan mempersiapkan semaksimal mungkin biar lolos administrasi.
Dimulai dari mempersiapkan dokumen yang harus diupload pada aplikasi online nantinya. Berdasarkan pengalaman saya apply beasiswa AAS Intake 2021, ada beberapa dokumen di antaranya :
1. Birth Certificate (Scan Asli Akta Kelahiran).
2. Proof Citizenship (Scan Asli halaman depan KTP dan/ scan asli halaman depan Passpor).
3. Certified Copies of Bachelor Degree Certificate (Scan Copy Legalisir Ijazah S1, apabila ada yang apply beasiswa S3, bisa disertakan Ijazah S2 nya).
3. Certified Copies of Academic Transcript (Scan Copy Legalisir Transkrip Nilai).
4. Scan English Proficiency Result (Scan Sertifikat Asli IELTS atau TOEFL ITP)
5. Scan dokumen-dokumen pendukung lainnya (Saya upload sertifikat pelatihan dan sertifikat membership organisasi internasional).
Ketentuan pada lampiran dokumen beasiswa AAS Intake 2021 ini mungkin akan menyesuaikan dengan kebijakan terbaru dari AAI. Contoh untuk ijazah dan transkrip nilai, sebelum pandemi diwajibkan upload versi B.Inggris, namun pada tahun 2020 kemarin boleh upload versi B.Indonesianya.
Untuk mempersiapkan dokumen ini, saya konsultasi ke Bubuw, temen di Kemenparekraf yang pernah lolos beasiswa AAS. Saking takutnya ada yang kelewat, sampe saya minta bantuan Bubuw untuk screenshoot naming file dokumen aplikasi dia, biar bisa saya double check, dari segi naming file udah sama belum, dan daftar dokumen yang diupload udah lengkap belum. Ini juga sih salah satu kunci dalam perjuangan meraih beasiswa, jangan takut tanya ke temen-temen yang udah pernah sukses lolos beasiswa yang mau kita apply. Strategi ini udah saya terapkan sejak saya apply Beasiswa Chevening. Mungkin awalnya malu dan gak enak ganggu, kadang malah baru kenal, tapi udah tanya-tanya. Tapi kalo malu, ntar sesat di jalan, hehe.. Jadi ya coba memberanikan diri aja, bahkan gak jarang justru kenalan baru yang berawal dari tanya-tanya beasiswa, eh malah lanjut jadi temenan beneran.
Langkah selanjutnya, saya mulai bikin CV. Saya belajar banyak dari aplikasi beasiswa SISGP dimana format CV SISGP sangat menekankan apa kontribusi kita di setiap jabatan pekerjaan atau organisasi, dan capaian apa yang udah kita lakukan. Selain itu saya juga ikut kelas CV Beasiswa dari Skill Academy, dengan narasumber Mbak Ayu Kartika Dewi. Di dalam kelas tersebut, Mbak Ayu menekankan bahwa CV melamar pekerjaan dan CV melamar beasiswa itu berbeda. Di CV Beasiswa, kita harus mampu menunjukkan unique selling point, apa yang udah kita lakukan di masa lalu dan sekarang, capaiannya apa aja, dan yang gak kalah penting, jangan lupa cantumkan hobby di akhir CV. Karena selection team itu kan pasti udah capek baca yang serius mulu, jadi kasih deh yang lucu-lucu dan menghibur di akhir CV biar selection team lebih tertarik dengan kita.
Ketika dokumen dan CV udah dipersiapkan, saya kemudian mulai merenung buat bikin essay. Mungkin lebih tepatnya cari inspirasi kali ya, hehe.. Saya harus paham apa yang pengen saya lakukan, salah satunya emang harus luruskan niat selurus-lurusnya. Ambil beasiswa bukan untuk jalan-jalan ke luar negeri, atau kabur dari kantor. Tapi memang niatnya harus dibenerin, buat kasih kontribusi ke organisasi dan masyarakat sekitar. Nanti kalo kita udah lolos beasiswa, kan pasti banyak juga manfaat tambahan yang bisa kita dapatkan, salah satunya jalan-jalan dan cari pengalaman di negeri orang.
-&-
Sejak Covid-19 melanda Indonesia di awal tahun 2020, sesungguhnya fokus saya agak kepecah waktu itu. Karena tiba-tiba kondisi berbeda, di kantor juga jadi lebih banyak meeting koordinasi penanggulangan Covid-19 karena industri pariwisata adalah yang paling terdampak dengan adanya pandemi. Apalagi waktu itu saya in charge di bagian pengembangan event pariwisata yang otomatis berhenti total karena adanya larangan keramaian dalam rangka meminimalisir Covid-19. Konsentrasi kepecah, udah sempet mikir juga, kayaknya bakal pending nih aplikasi beasiswa AAS tahun 2020. Saya malah udah kepikiran, apa apply tahun depan aja? Karena prioritas sedikit berubah juga. Tapi kemudian di sekitar bulan Maret 2020 ada info bahwa deadline submit aplikasi beasiswa AAS Intake 2021 diundur, yang awalnya 30 April 2020 menjadi 30 Juni 2020.
Hmm, jadi saya mulai mempertimbangkan kembali buat lanjutkan aplikasi. Karena sayang juga udah di tengah jalan masak gak diterusin. Ya udah, akhirnya saya coba lanjut aja, tapi saat itu justru jadi nothing to lose. Pokoknya apply, kalo lolos sampe akhir alhamdulillah banget, tapi kalo belum lolos ya udah gpp, brarti harus semangat coba lagi.
Terkait pilihan jurusan dan kampus, saya dari awal emang masih agak ragu mau ambil S2 di bidang pariwisata atau mau ambil yang lain. Kalau saya ambil Master of Tourism, rasanya urgensi saya masih kurang kuat. Karena saya kerja di bidang pariwisata di mana saya bisa belajar tentang pariwisata dari kegiatan sehari-hari di kantor. Selain itu saya juga sudah pernah ikut pelatihan baik offline maupun online tentang pariwisata secara umum maupun yang terkait pariwisata berkelanjutan. Jadi kebutuhan untuk self developmentnya juga kurang kuat gitu kalo ambil tourism.
Akhirnya saya pakai strategi yang sama seperti ketika saya apply beasiswa Short Term Awards AAS - Sustainable Development Program, yaitu berusaha mencari tantangan atau masalah apa yang dihadapi saat itu, dan gimana caranya solve the problem, salah satunya adalah dengan melanjutkan pendidikan di Australia. Berhubung selama pandemi saya juga ngadepin beberapa tantangan, khususnya terkait minimnya literasi digital para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia sehingga berdampak kepada rendahnya performa industri parekraf selama Covid-19, saya jadi kepikiran buat ambil kuliah yang berhubungan dengan digitalisasi. Saya pengen mendalami digital consumer behaviour, digital analytics dan digital story telling. Hal ini berhubungan juga dengan background pendidikan saya juga Management (Marketing Management) dan selama di kantor, saya udah 5 tahun di bidang Marketing Communication.
Coba-coba riset, saya kemudian menemukan mata kuliah apa saja yang bisa memenuhi kebutuhan saya. Jadi pas banget deh. Setelah yakin dengan pilihan jurusan dan kampus, saya baru meramu essay dan menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman terbaru saya selama pandemi.
Ketika essay selesai, saya minta bantuan proofread dari beberapa orang, yaitu Bubuw (temen di Kemenparekraf yang pernah lolos AAS), Caca Abhul (temen alumni beasiswa AAS Short Term Awards yang pernah lolos LPDP), dan Pak Sony (dosen pembimbing skripsi saat S1 dulu). Proofread ini penting banget biar kita bisa dapet sudut pandang lain, karena yang baca dan nilai essay kita nanti kan juga belum tentu orang yang bidangnya sama dengan kita. Jadi kita harus bisa menyampaikan di dalam essay dengan runut, to the point, mudah dipahami dan jelas. Biar pembaca bisa paham, arah kita kemana, benang merahnya juga ada.
-&-
Pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2020 sekitar pukul 18.00 WIB, saya mulai submit aplikasi yang sudah lengkap, baik yang di website Oasis maupun Additional Information Form di website Australia Awards Indonesia (AAI). Nantinya setelah kita submit aplikasi, kita akan mendapatkan email-email konfirmasi seperti di bawah ini :
Email konfirmasi beasiswa AAS dari DFAT yang menginformasikan bahwa aplikasi kita udah disubmit, tapi masih dalam proses upload oleh sistem Oasis. |
Kalau aplikasi di Oasis beasiswa AAS sudah sukses diupload, maka kita akan mendapatkan email seperti ini. |
Email pengumuman hasil seleksi administrasi beasiswa AAS Intake 2021 sekaligus undangan seleksi JST Academic Interview dan English Test. |
35 comments
Selamat sore mbak, saya ingin bertanya untuk dokumen asli seperti akta kelahiran apakah perlu diterjermahkan ke bahasa inggris? lalu apakah perlu dilegalisasi di kementrian? terima kasih
BalasHapusHalo Mas Dodi, salam kenal ya..
HapusAkta kelahiran nanti gak perlu ditranslate dan gak perlu legalisir juga. Jadi cukup upload scan file asli.
. di website australian awards untuk toefl menggunakan paper based sedangkan di brosur menggunakan ITP, jadi apakah harus paper based, atau bisa menggunakan ITP
BalasHapus2. apakah PNS perawat itu termasuk dalam targeted chategory dari Government of Indonesia (GoI) agencies
3. apakah harus mendaftar jurusan di universitas australia disana terlebih dahulu sebelum mendaftar beasiswa ini
4. untuk pns apakah saya wajib mengisi nominating agency declaration. saya bekerja di Rumah sakit sebagai perawat pelaksana (perawat ruangan) kemana saya harus minta izin, apakah surat tersebut di upload setelah kita dinyatakan lulus atau saat pendaftaran awal
5. apakah dokumen2 bisa di save dahulu ketika belum semua diupload dan dokumen yang tersisa
6. untuk tes toefle itp apakah ada tempat yang ditentukan atau bisa dimana saja?
mohon bimbingannya, terima kasih
Halo, salam kenal kak Tri :)
HapusThanks for visiting my blog!
1. Based on informasi dari tim komunikasi AAI, bisa menggunakan TOEFL ITP ya.
2. PNS baik dari pusat maupun daerah, semua termasuk targeted dari GoI.
3. Tidak, kita hanya perlu mencantumkan informasi terkait jurusan dan universitas yang ingin dipilih di aplikasi AAS (Oasis), namun tidak perlu mendaftar terlebih dahulu, karena nanti ketika sudah menjadi awardee akan dibantu proses pendaftaran kampus oleh AAI.
4. Nominating Agency Declaration bisa ditanda tangani oleh atasan langsung yang akan memberi izin untuk kuliah nanti ketika lolos menjadi awardee AAS.
5. Bisa, pengisian di OASIS dan Additional Information Form bisa di save dulu kok, jadi gak harus sekali isi langsung submit, bisa dicicil dan dilanjutkan pengisiannya di lain hari.
6. Sertifikat TOEFL ITP yang bisa digunakan dikeluarkan oleh ETS. Untuk jadwal tes, boleh coba dicek di sini ya: https://www.iief.or.id/toefl-itp-test-schedule
koreksi no 5. apakah dokumen tersisa bisa di upload di lain hari terima kasih
BalasHapusO iya, good luck untuk aplikasi dan seleksi AAS nya ya :))
Hapushallo kak Lusi, salam kenal. Aku Nanda dari Bali, mau tanya kak :
BalasHapus1. Aku kan basic lulusan Pariwisata (Manajemen Bisnis Pariwisata), tapi aku gak ada basic sama sekali untuk digital seperti kknya, jadinya apakah sekiranya kknya ada saran untuk bisa ambil apa untuk jadi referenceku kak ?
2. Prihal TOEFL ITP untuk make sure brati untuk apply AAS bisa pakai ITP ya kak soalnya aku lita di AAI mesti paper based ?
Hi Nanda, salam kenal ya 😊
HapusThank you sebelumnya udh mampir ke blog aku..
1. Terkait jurusan yang ingin dipilih untuk beasiswa AAS, sepertinya harus disesuaikan sama background dan kebutuhan ilmu dr masing2. Mungkin kalo mau ngobrol lebih banyak, boleh via email aja ya di kusdiana.lusi@gmail.com
2. Betul, based on info tim AAI, untuk seleksi di Indonesia, bisa pakai TOEFL ITP.
Halo kak Lusi ,salam kenal
BalasHapusInformasi di blog kak Lusi sangat informatif, saya sedang proses untuk apply AAS 2023, ada yg mau saya tanyakan kak, kalo untuk PNS apakah perlu melampirkan reference letter dari atasan kerja,atau cukup hanya nominating letter saja? Terima kasih sebelumnya
Hai Puti, salam kenal ya :)
HapusThank you udah mampir ke blog aku.
Untuk PNS, hanya wajib melampirkan Nominating Agency Letter (ini sebenarnya juga sama seperti rekomendasi dari atasan karena ada ttd atasan). Sedangkan Reference Letter itu adalah rekomendasi secara akademik, wajib bagi yang ingin apply PhD, formatnya ada di web AAI khusus untuk Reference Letter akademik PhD.
Hai mbak, salam kenal saya Marlin
BalasHapusSaya mau mendaftar AAS tahun ini. Saya mau tanya perihal naming file. Apakah mba bisa beri contohnya? saya pikir hal-hal kecil seperti ini sangat penting juga.
Terima kasih
Halo Marlin, salam kenal juga ya..
HapusSebelumnya makasih udah mampir kr blog aku.
Untuk naming file bisa dg format ini:
NAMA LENGKAP_NAMA DOKUMEN
Baik, apakah ada file khusus yang menjelaskan terkait penamaannya mba? saya cek di handbook dan oasis guide tahun ini belum ketemu. Dulu apakah tercantum di file terpisah mbak? Terima kasih.
HapusHi Marlin,
HapusPerihal penamaan dokumen itu ada informasinya di Cognito Forms (Additional Information Forms).
Halo mba, salam kenal. Saya ulfa. Saat ini saya bekerja di salah satu RS pemerintah di Jakarta namun status saya adalah Non PNS. Apakah dengan status saya harus melampirkan nominating agency declaration? Dan apakah saya termasuk ke dalam kategori targeted karena bekerja di RS pemerintah? Terima kasih
BalasHapusHalo Mbak Ulfa, salam kenal juga ya mbak :)
HapusBerdasarkan info yang saya dengar dari tim AAI di beberapa webinar dan pengalaman teman2 Non PNS yang pernah apply AAS, bagi yang saat ini statusnya pegawai kontrak atau honorer (Non PNS), tidak perlu melampirkan Nominating Agency Declaration dan nanti masuknya ke kategori Open (non targeted).
Semoga infonya membantu ya mbak :)
Good luck untuk proses aplikasi beasiswanya!
Halo mba. Salam kenal. Saya Diani. Terima kasih blog nya sangat informatif. Apakah saya bisa lihat format penamaan berkas nya? Kalau diizinkan mohon dishare ke dianinafitri@gmail.com terima kasih banyak sebelummya
BalasHapusHi Mbak Diani,
HapusMakasih sebelumnya udah mampir ke blog aku.
Salam kenal juga yaa..
Barusan udah aku email ya mbak. Good luck untuk aplikasi beasiswanya!
halo mba.. kalau boleh saya jg mau lihat format penamaan berkasnya mba. email saya andinadk33@gmail.com terimakasih ya mba
BalasHapusHi Mbak Andin,
HapusSalam kenal ya mbak..
Barusan udah aku email juga mbak, kindly check :)
Good luck buat aplikasi beasiswanya!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHi Ka, Saya Handayani. Saya berniat untuk apply beasiswa AAS tahun ini. Sejauh ini, saya sedang berusaha menyusun essay yang diperlukan, namun saya memerlukan masukan pada apa yang saya tulis. Jika kaka tidak berkeberatan, apakah boleh jika saya meminta kaka untuk proofread essay saya? Jika kaka bersedia, mohon kalau boleh untuk membalas ke email saya inhandayani13@gmail.com. Terima kasih banyak Ka
BalasHapussiang Kak.. terima kasih sharingnya.. sangat membantu.. izin bertanya, untuk aturan penamaan file itu ada dimana ya? terima kasih
BalasHapusHi Wijaya!
HapusSalam kenal juga ya..
Sebelumnya makasih udah mampir ke blog ku.
Terkait naming file, ada di cognito forms.
Good luck utk aplikasi AAS nya!
assalamualaikum Wr. Wb. Kak Lusi, saya membaca tulisan di blog kakak, sangat memotivasi saya untuk mendaftar beasiswa AAS, semoga Kak Lusi sehat selalu dan tetap menginspirasi.
BalasHapussaya ingin bertanya. saya sudah s2 dalam negeri, apakah saya masih bisa mendaftar beasiswa S2 di AAS? terimakasih Kakak. mohon pencerahannya. Terimakasih
Wa'alaikumsalam Wr. Wb.
HapusHalo, salam kenal yaa..
Makasih banyak sebelumnya udah mampir ke blog aku.
Untuk jawaban pertanyaannya, boleh.. Selama alasannya kuat kenapa mau S2 lagi, bisa daftar AAS..
Good luck untuk aplikasi beasiswa AAS nya nanti :))
Selamat Siang Kak,
BalasHapusAda yang ingin saya tanyakan perihal toefl ITP nya apakah harus disubmit saat apply beasiswanya atau bisa disusulkan saat sudah sampai tahap interview atau lolos beasiswa?
Terima kasih
Hi, untuk TOEFL ITP sudah harus disubmit ketika apply beasiswanya, jadi gak bisa disusulkan karena jadi syarat administrasi di awal.
HapusHalo, mba. Saya mau tanya, kemarin mba Diana submit ijazah dan akta kelahiran dlm bahasa indonesia atau bahasa inggris (translated)? Dan jika dlm bhs indonesia, apakah saat mendapat undangan interview, diminta untuk submit keduanya dlm bahasa inggris?
BalasHapusHi Jessenia, aku kemarin submit dua2nya, b.Ind dan b.Ing.. Kalau misalkan di awal aplikasi submit yg versi b.Ind dl gpp, nanti biasanya setelah lulus beasiswa di akhir (bukan pada saat interview ya), akan diminta versi Inggrisnya.
HapusTerima kasih mba atas jawabannya. Aku ada pertanyaan follow-up lagi, versi Inggris yg disubmit apakah versi aslinya (dokumen asli dari sworn translatornya) atau fotokopi legalisir dari dokumen yg sudah diterjemahkan?
Hapusuntuk ijazah dan transkrip versi B.Ing asli dari kampus, bisa difotokopi lalu legalisir kampus.. sedangkan untuk dokumen lainnya bisa dikumpulkan dokumen asli dari sworn translator
HapusBaik, mba. Satu pertanyaan lagi terakhir, hehe. Apakah kemarin mba Diana submit referensi? Aku agak bingung karena di website AAS Indonesia, referensi hanya untuk applicant Master by Research dan PhD tetapi di Handbooknya tidak disebutkan bahwa referensi hanya untuk dua jenis applicant tersebut.
Hapuskak lusi, salam kenal... kebetulan saya juga sedang mempersiapkan aplikasi AAS saya yang ke-2, kebetulan yang 2021 lalu masih gatot.. hehhehe kalau boleh saya jg mau lihat format penamaan berkasnya kaka. email saya mumuthoharoh.siti@gmail.com terimakasih banyak ya kak. Sehat selalu dan keep motivating :)
BalasHapusHalo ka izin bertanya, utk sertifikat TOEFL ITP apakah bisa menggunakan reference letter dari penyelenggara test yang menyatakan bahwa saya sudah mengikuti test TOEFL ITP resmi dengan nilai sekian dan sertifikat belum keluar (karena memang butuh waktu -+ 14 hari).
BalasHapusMohon pencerahannya ya k