Melanjutkan sharing seleksi Beasiswa AAS Intake 2021 saya sebelumnya, ketika daftar shorlisted sudah keluar, maka tahapan kedua yang harus dilalui oleh calon awardee adalah JST Academic Interview dan English Test. Di tahun-tahun sebelumnya, sebenarnya AAS menyelenggarakan real test IELTS yang hasilnya juga dapat langsung digunakan untuk mendaftar ke universitas. Namun karena tahun 2020 ada pandemi Covid-19 dan real test IELTS belum bisa memungkinkan untuk diadakan karena adanya pembatasan aktivitas di masyarakat, termasuk di IELTS test centre, oleh sebab itu pihak AAS bekerja sama dengan IALF Bali untuk menyelenggarakan English Test.
Banyak yang bertanya-tanya, jadi English Test Beasiswa AAS Intake 2021 itu seperti apa? Menurut saya, sebenarnya ini mirip dengan IELTS mock test, terdiri dari 4 (empat) sections yang berbeda , yaitu Listening, Reading, Writing dan Speaking, namun dengan jumlah soal lebih sedikit. Hasil English Test hanya berfungsi untuk menentukan durasi Pre-Departure Training (PDT) yang akan diikuti oleh awardee terpilih nantinya. Minimal band yang ditarget adalah overall 5.5 dengan tidak ada section dengan band di bawah 5.5. Kalau tidak salah, English Test score overall 7 ke atas akan mendapat PDT 5 weeks, overall band 6.5 with no band under 6 mendapatkan PDT 9 weeks, dan overall band 6.5 namun ada band under 6 mendapatkan PDT 4.5 months. Jadi tidak seperti sebelumnya, hasil English Test nantinya tidak dapat digunakan untuk apply kampus sehingga awardee tetap akan melaksanakan real test IELTS ketika PDT selesai.
Email informasi terkait English Test dari IALF |
Selang seminggu setelah menerima email shorlisted, saya mendapatkan email lanjutan dari tim IALF Bali terkait jadwal English Test. Pada saat itu saya langsung mengirim email konfirmasi untuk mengikuti English Test sesuai jadwal, karena gak ada masalah juga dengan jadwal yang telah ditentukan. Selain itu saya juga mencantumkan informasi kontak Whatsapp saya di email balasan untuk keperluan komunikasi lebih lanjut dengan tim IALF Bali.
Yup, tepat di hari Rabu, 2 Desember 2020, saya sengaja mengambil cuti dari kantor agar bisa fokus dalam menjalani English Test. Yaa lumayan deg-deg an juga, penasaran kayak gimana ya English Test nanti? Mungkin karena serba online, concern saya yang utama terkait koneksi internet. Sempet takut kalo di tengah jalan tiba-tiba koneksi putus ntar gimana. Meskipun dari pihak IALF dan AAI udah sempet kontak via Whatsapp juga terkait segala kemungkinan yang terjadi di tengah-tengah tes nanti dan rencana mitigasinya, tetep aja sih kepikiran, hehe..
Sesi speaking yang saya ikuti dilaksanakan lebih dulu pukul 10.00 WIB. Saya stand by mulai 09.30 WIB sambil check Whatsapp, kali aja ada update lagi dari tim IALF atau AAI. Sekitar 09.55 WIB saya mulai mendapat informasi dari tim IALF untuk join Zoom Meeting yang sudah diinfokan sebelumnya. Ketika sudah berhasil join, ternyata ada peserta sebelum saya yang masih proses wawancara. Untungnya saya off camera dan mic dari awal, jadi semoga aja kehadiran saya gak menganggu sesi peserta tersebut. Setelah giliran saya tiba, saya baru mulai menyalakan camera dan mic kemudian menyapa interviewer, yaitu Sue, seorang pengajar di IALF Bali. Di sesi speaking ini, emang bener-bener mirip sama speaking IELTS, tapi hanya mencakup Part 1 dan Part 3, jadi tanpa Part 2 yang biasanya kita dikasih prompt dan kertas kosong, lalu diberi waktu coret-coret 1 menit, setelah itu ngomong 2 menit. That's why sesi speaking selesai cepet banget, hanya dalam 10 menit. Overall saya cukup enjoy selama speaking session. Bahkan saking asiknya, kata-kata sophisticated yang udah dipelajari sebelumnya udah keburu lupa deh mau dipake, hahaha..
Sekitar dua jam kemudian, saya bersiap untuk mengikuti test selanjutnya yaitu sesi Listening, Reading dan Writing. Dari awal emang udah sempet nebak, mungkin nanti bentuknya bakal kayak IELTS Computer Based, dan ternyata bener. Namun gak kayak real test IELTS Computer Based, website English Test yang digunakan lebih sederhana, dengan ukuran font yang lebih kecil. Jadi buat yang kurang nyaman dengan font kecil, mungkin screen laptopnya bisa dibesarkan atau zoom in. Dari segi kualitas sound pada saat Listening sudah cukup bagus. Ketika Reading section juga sangat nyaman karena mirip seperti IELTS Computer Based di mana passage dan soal diletakkan secara berdampingan kanan kiri sehingga gak perlu scroll-scroll untuk liat passage. Sedangkan pada saat Writing, sama juga seperti IELTS Computer Based bahwa kita bisa memilih mau mengerjakan Essay Test 1 atau 2 dulu, soal diletakkan berdampingan dengan kolom essay, dan ada fasilitas words counting.
Dari semua section, Writing Section emang yang paling bikin puyeng karena saya gak terlalu familiar dengan topik Essay Test 2, jadi sempet agak susah cari ide nulisnya. Di detik-detik terakhir saya masih sempet koreksi dan nambahin kata-kata, eh tapi tiba-tiba kelar, langsung ketutup aja sectionnya. Mungkin itu juga yang kemudian bikin hasil akhir nilai Writing saya cukup rendah, yaitu band 5.5. Alhamdulillah masih lolos batas minimum AAS yang kemudian mengantarkan saya masuk ke kelompok PDT 4.5 months.
Well, setelah menjalani English Test ini, ada beberapa tips dari saya yang bisa digunakan temen-temen buat mempersiapkan diri dalam mengikuti English Test Beasiswa AAS nantinya:
1. Persiapkan alat yang akan digunakan dalam English Test, yaitu laptop atau komputer beserta kameranya.
Kalau bisa cek semua perlengkapan sebelum hari H dan pastikan bahwa camera dan mic di Zoom Meeting dapat berfungsi dengan baik. Selain itu yang paling penting juga pengaturan screen laptop atau komputer agar lebih nyaman, bisa dicoba dengan buka website-website yang ada di internet. Jika tampilannya sudah nyaman, semoga saat English Test juga bisa cukup nyaman. Karena 3 jam di depan screen yang kurang nyaman tentunya akan mengganggu konsentrasi kita dalam mengerjakan soal.
2. Aplikasi Zoom Meeting.
Semua sesi akan dilaksanakan melalui Zoom Meeting. Sedangkan saat sesi Listening, Reading dan Writing peserta juga harus on camera selama sesi, kalau mau ijin ke toilet bisa langsung ke toilet tanpa matikan camera. Jadi pastikan juga ya kalian udah familiar dengan aplikasi Zoom Meeting.
3. Koneksi Internet.
Usahakan untuk selalu menyediakan koneksi cadangan lebih dari satu. Kemarin saya menggunakan koneksi dari Wifi, kemudian coba sedia koneksi cadangan tethering dari HP. Dan ternyata bener, waktu sesi Reading tiba-tiba Wifi saya bermasalah, hingga akhirnya saya ganti koneksi menggunakan tethering HP.
4. Headphone.
Peran headphone adalah untuk sesi Speaking dan Listening. Cross-check berkali-kali kualitas headphone yang akan kamu gunakan dan pastikan suara bisa terdengar jelas dengan menggunakan headphone tersebut.
5. Dokumen Pendukung.
Sebelumnya tim AAI akan menginfokan terlebih dahulu dokumen apa saja yang perlu disiapkan sebelum English Test. Jadi pastikan untuk cek kembali detil informasi yang dikirimkan tim AAI melalui email ya..
6. Latihan Soal IELTS.
Menurut saya, untuk mengerjakan soal IELTS, kita harus benar-benar memahami karakteristik soal pada masing-masing section. Oleh sebab itu, penting sekali sebelum hari H untuk bisa mempelajari kembali, kira-kira strategi seperti apa yang bisa diterapkan pada masing-masing section. Untuk soal latihan, bisa coba download IELTS Cambridge 1-16 yang ada di internet. Selain itu, saya biasanya belajar dari tips-tips website IELTS specialist kayak www.ieltsliz.com atau konten video di Youtube English Speaking Success, IELTS Daily, dan Fastrack IELTS.
7. Pakaian Rapi.
How dressing well can boost your confident, it's the keywords. Lebih baik persiapkan pakaian batik atau kemeja formal untuk digunakan selama English Test. As it represents how ready you are to be selected as AAS awardee :))
8. Berdoa.
Do the best and let God do the rest!
Well done, good luck for your English Test!