From 2021 to 2022
11.19Ada yang bilang, kita akan punya harapan baru di tahun 2021. Namun, tidak sedikit pula yang meragukan dan justru beranggapan bahwa tidak akan ada yang berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2020. Tahun di mana seluruh dunia, tanpa terkecuali, dan mungkin untuk pertama kali, menghadapi suatu tantangan yang menuntut kita harus berjuang sangat amat keras agar bisa bertahan.
Covid-19 memang terdengar awam di awal periode yang lalu. Tapi, siapa sangka, secara perlahan, kita telah mampu menata hati dengan lebih baik dan menguatkan diri untuk menerima keadaan. Pelan tapi pasti, kita akhirnya harus hidup berdampingan dengan pandemi.
Buat saya, tidak ada ekspektasi yang cukup besar tersirat dalam pikiran tentang ambisi di tahun 2021 kemarin. Bisa bertahan dan tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi adalah prioritas utama. Saya beruntung dan sangat bersyukur karena tahun 2020 telah banyak mengajarkan saya untuk bersabar dan memeluk erat setiap ketentuan yang Tuhan berikan untuk saya. Maka, jangan kaget jika tahun 2021 terasa sedikit berbeda tanpa adanya daftar harapan dan resolusi, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Tentang Impian
Sekitar dua hingga tiga tahun yang lalu, saya lebih banyak fokus tentang bagaimana caranya bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Memilih negara, universitas, dan jurusan yang saya suka. Namun, kegagalan dan pandemi mengajarkan saya akan makna impian yang sebenarnya. It's not only about me, but it's about us. How we can contribute to the society and grow together. Saya merasa beruntung karena kegagalan dan pandemi membuat saya belajar dan sadar, bahwa saya hadir di dunia ini, tidak hanya untuk berjuang bagi diri sendiri dan keluarga, namun juga untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Berbagai macam tantangan yang saya hadapi selama pandemi, membuka mata saya, bahwa saya harus turut serta berkontribusi bagi Indonesia. Terdengar klise mungkin ya, tapi memang itu yang saya rasakan. Personal goal mulai bergeser menjadi social goal. Kebutuhan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi semakin kuat karena dorongan akan keinginan untuk berkontribusi lebih banyak bagi masyarakat sekitar. Dan prinsip inilah yang akhirnya membantu saya lolos beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) Intake 2021.
Belajar Bertahan
Bertahan bukan hanya bagaimana caranya kita bisa tetap berdiri dalam menghadapi tantangan yang ada, namun juga tentang bagaimana menerima setiap takdir dengan penuh keikhlasan. Tidak mudah pasti. Apalagi di masa pandemi ini, masalah yang ada semakin kompleks, mulai dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Sekali lagi saya sangat bersyukur karena masih bisa bertahan hingga detik ini, dan semoga bisa terus berjuang dan bertahan. Teringat ketika di awal pandemi, banyak orang yang kehilangan sumber pendapatan utamanya, membuat kondisi ekonomi di masyarakat mulai menghawatirkan. Tidak bisa hilang dari ingatan pula kejadian di pertengahan tahun 2021 di mana berita duka cita tidak ada hentinya kita terima dari segala macam media dan sumber informasi. Perih jika mengingatnya. But, that's life and we must go on. Terus berjuang dan belajar bertahan.
Apresiasi Jiwa
Tantangan kesehatan fisik bukan satu-satunya yang perlu kita waspadai di masa pandemi ini. Tanpa kita sadari, kesehatan mental kita juga tidak sedikit terpengaruh oleh kondisi eksternal yang sedang kurang kondusif saat ini. Titik terendah yang sempat saya rasakan, yaitu di pertengahan tahun 2021 kemarin. Kondisi yang tidak kondusif di mana pandemi sedang parah-parahnya, didukung tantangan harus mengikuti pelatihan secara online di rumah aja selama beberapa bulan. Yup, mungkin pemicunya adalah isolation phase yang terlalu lama, sehingga pikiran menjadi kurang stabil dan cenderung mudah merasa jenuh. Apalagi sudah satu tahun lamanya saya gak ke mana-mana. Tetap semangat berdoa agar 2021 bisa mulai mendingan, eh ternyata malah makin parah juga. Sekali lagi, masa-masa ini memang tidak mudah untuk dihadapi dan dijalani. Oleh sebab itu, saya ingin memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada jiwa yang telah berjuang untuk bertahan hingga akhirnya semua bisa terkendali seperti sedia kala. Apresiasi jiwa adalah ketenangan jiwa kita.
Saatnya Menyambut Harapan
Then, what will we do in 2022? Just do the best and let God do the rest. Saya percaya bahwa Tuhan pasti tau apa yang terbaik untuk kita. Harapan masih ada, namun lebih sederhana. Kemudahan dan kelancaran di setiap urusan adalah kunci di setiap langkah kita. Semoga tahun 2022 ini bisa berjalan dengan lancar. Aamiin..
0 comments