Bisa dibilang, saya tergolong heavy user kalau urusan internet. Selama di Indonesia, pengeluaran biaya internet di seluler maupun wifi di rumah ya lumayan lah ya, hehe.. Sebenernya gak cuman saya, tapi suami pun juga begitu. Mungkin memang kami berdua termasuk orang-orang yang nyaman berselancar di dunia maya, baik untuk urusan pekerjaan maupun hanya sebagai aktivitas santai di kala senggang. Makanya dulu awal pindah ke rumah baru, koneksi internet menjadi salah satu prioritas yang harus kami selesaikan.
Hal ini kemudian terulang lagi ketika saya dan suami mulai relokasi ke Australia. Sebelum berangkat, saya sudah cukup mengenal beberapa pilihan provider komunikasi di Australia. Karena sebelumnya saya juga sempat mengikuti short course di tahun 2019, sehingga lumayan familiar dengan nama-nama provider seperti Optus, Vodafone, Telstra. Tapi gimanapun juga, saya belum ada bayangan mau pakai provider yang mana. Pengennya nyampe Australia dulu, baru kemudian mulai pilih-pilih sambil membandingkan, provider seperti apa yang mau dibeli dan dipakai. Tentunya dengan mempertimbangkan harga dan manfaat juga dong.
Sambil cari info di internet, banyak yang menyarankan buat beli provider Australia di bandara sekalian saat kita pertama kali landing. Katanya sih lebih murah dan paket langganan internetnya juga banyak. Denger info seperti itu, sejujurnya saya masih ragu. Mengingat kondisi bandara di masa pandemi tentunya berbeda jika dibandingkan sebelum pandemi dulu. Dengan kata lain, kemungkinan yang jual SIM Card Australia di bandara juga lebih terbatas, harganya pun mungkin akan lebih mahal. Itu asumsi saya sebelum berangkat. That's why saya memilih buat lihat dulu di lokasi nantinya.
Awal Juni saya landing di bandara Sydney, kemudian lanjut ke terminal domestik untuk penerbangan ke Melbourne. Waktu keluar imigrasi di bandara Sydney, sempet ngelirik beberapa kios Sim Card, cuman sekilas kurang ada yang menarik. Ya ada sih salah satu papan tulisan Free Sim Card, yang bener-bener Sim Card nya doang, jadi belum termasuk paket internet. Agak lupa providernya apa, mungkin antara Vodafone atau Telstra (karena warna merah). Tapi ragu mau ambil karena ya cuman bakal dapet Sim Card doang sih. Akhirnya lanjut jalan aja. Selain itu, saya juga lagi diburu-buru jadwal penerbangan, jadi rasanya skip dulu deh.
Sesampainya di bandara Melbourne, rasanya udah pengen buru-buru ke penginapan karena cukup lelah dengan perjalanan Jakarta-Melbourne. Itu adalah perjalanan jauh saya pertama kali setelah pandemi. Gak heran kalau rasa capeknya kerasa juga ya. Then again, saya skip cari Sim Card di bandara Melbourne dan lanjut naik shuttle penjemputan dari Unimelb ke penginapan. Sebagai awardee beasiswa Australia Awards Scholarship, kita memang bakal dapat fasilitas penjemputan gratis dari masing-masing kampus yang udah diatur oleh SCO. Alhamdulillah, jadinya gak oerlu repot-repot bayar taksi atau Uber 😁.
Balik lagi terkait Sim Card, saya kemudian memutuskan buat cari di supermarket. Bisa dibilang, cari Sim Card saat itu gak urgent banget, karena tiga hari pertama saya udah langganan roaming dari Telkomsel. Namun ternyata no telp Australia itu saya butuh secepatnya buat pengurusan rekening di bank dan daftar inspeksi akomodasi. Karena faktor urgensi tersebut, akhirnya ya udah, saya coba cari. Liat-liat secara perlahan di supermarket, waktu itu yang menarik perhatian saya adalah Optus, karena harganya lagi promo setengah harga, dimana harga asli $40 dengan paket internet 40GB, saya cukup bayar $20. Alasan lain saya pilih Optus, karena provider ini termasuk dalam provider besar di Australia, jadi secara sinyal bisa diandalkan. Sedangkan untuk langganan bulanan selanjutnya, saya membayar $30 dengan benefit kuota yang sama, yaitu 40GB.
Terkait pemilihan provider ini tergantung preferensi masing-masing. Ada beberapa teman yang memilih Telstra karena percaya bahwa servisnya yang terbaik di Australia. Namun ada juga yang membeli Amaysim karena memang sangat murah, hanya sekitar $10 dengan kuota internet 5GB. Teman yang memilih menggunakan provider Amaysim biasanya memang bukan heavy user dalam hal internet, dan lebih nyaman pakai wifi, karena di rumah dan kampus juga ada free wifi. Dari gambaran tersebut, tentang provider komunikasi ini memang akan kembali ke preferensi masing-masing individu.
Setelah satu bulan berjalan, saya mulai perpanjang langganan. Pada awalnya agak don't mind sama biaya $30 per bulan. Namun setelah mencoba untuk menghitung pengeluaran bareng suami, kok keliatan lumayan juga ya. Jatuhnya saya dan suami harus ngeluarin $60 per bulan untuk langganan provider, ditambah kami juga ada langganan wifi di akomodasi. Di saat seperti itu, saya mulai sharing lagi sama temen-temen awardee lainnya dan ternyata ada yang menyarankan saya buat pindah ke Moose, tapi nanti tetap bisa pakai sinyal Optus. Nah, saya agak bertanya-tanya juga nih, maksudnya seperti apa. Teman saya kemudian menjelaskan, bahwa Moose adalah provider Sim Card yang memiliki paket internet juga yang lebih murah. Namun jika kita menggunakan kartu Moose, kita bisa memilih apakah mau tetap memakai no dan sinyal provider sebelumnya, dan itu memungkinkan.
Berhubung no telp Australia saya udah saya gunakan buat berbagai macam keperluan administrasi di sini, jadi saya gak berpikir untuk mengganti no kontak. Selain itu dengan pertimbangan masih bisa pakai sinyal Optus, buat saya cukup oke juga. Jadilah saya coba buka situs Moose dan menemukan informasi beberapa paket internet di Moose.
https://moosemobile.com.au/ |
Dari paket internet yang ada, saya tertarik dengan paket 25GB. Kalau dihitung-hitung, buat berdua sama suami, jadinya kami tinggal bayar $33.6. Lumayan hemat hampir setengah dari biaya sebelumnya bukan, hehe.. Untuk order Moose, bisa dilakukan via websitenya. Nanti kita diminta isi data dan preferensi seperi apakah mau tetap pakai no kontak sebelumnya dan sinyal provider sebelumnya. Setelah melakukan pemesanan, kartu Moose akan dikirim ke alamat rumah. Kalau udah sampai, tinggal dipasang dan diaktifkan. Proses aktivasi hanya bisa dilakukan di jam kerja. Jadi kalau aktivasi kita lakukan di luar jam kerja, mungkin baru bisa selesai keesokan harinya.
So far udah lima bulan saya pakai Moose, nyaman nyaman aja. Gak ada bedanya sama kayak waktu masih pakai Optus. Cuman yang agak kerasa, selama masa liburan ini dimana saya sering keluar maen dan pakai kuota internet, ternyata 25GB itu gak cukup buat saya, haha.. Sampe suami juga kaget, di bulan Desember ini, kuota Moose saya udah abis 3 hari sebelum tahun baru. Alhasil kalau keluar rumah harus nebeng tethering sama suami 😅.
Sekian sharing dari saya, semoga bermanfaat buat jadi referensi memilih provider komunikasi di Australia ya 😉.